Senin, 30 Januari 2017

cara mengelas dengan rapi

Yang harus diperhatikan dalam mengelas :
* Kawat las harus sesuai peruntukkannya dengan logam yang akan di las. Untuk pemula sebaiknya belajar mengelas bahan dari besi biasa (misalnya besi beton, besi siku, besi plat dlsb).
* Bahan yang akan di las sebaiknya diletakkan mendatar karena akan lebih mudah dari pada tegak atau lebih2 diatas (overhead)
* Lebih mudah menggunakan mesin las berarus DC dari pada AC. Karena api yang timbul pada arus DC kecil dan tidak memercik secara berlebihan. Juga kebanyakan kawat las membutuhkan arus DC dari pada AC.
* Untuk belajar gunakan kawat yang berpenampang kecil misalnya 2,6 mm atau kalau dapat dipasaran gunakan kawat 1,5 mm (tapi biasanya mahal)
* Sebagai pemula belajarlah dengan bahan yang ketebalannya sedang saja ( 2 ~ 6 mm), mengelas bahan yang tipis (<1 mm) sangat memerlukan keahlian dan trik khusus.
* Bahan yang akan di las, harus dirapatkan kalau memungkinkan harus di pres/ ditekan, sehingga pengelasan hanya tipis saja sudah cukup dan tidak menambal. Kalau bahan cukup tebal, untuk pengelasan yang rapi perlu dibuat potongan/ cowakan sepanjang yang akan dilas dengan digerinda.
* Pengaturan besarnya arus sangat diperlukan. Arus yang kecil mengakibatkan kawat las tidak menyala, hasil las tidak matang/ kuat dan tidak rata. Arus yang kelewat besar mengakibatkan jebolnya bahan yang dilas, hasil las menjadi kasar dan bila sudah dingin mletek2 akibat suhu terlalu tinggi. Sebagai ancar2 untuk 1 mm kawat las dibutuhkan arus 30 ~ 40 Ampere.
* Arah dari pengelasan : Setelah kawat las menyala, kawat las harus ditarik menjauhi bahan sekitar 2 ~ 3 mm. Terlalu dekat akan mengakibatkan hasil las kurang matang dan kawat mudah menempel pada bahan sehingga apinya mati. Terlalu jauh mengakibatkan hasil las kasar dan tidak rata. Kawat las membentuk sudut 45 ~ 60 derajat tehadap bahan. Api las harus menyembur/ disemprotkan pada hasil las yang baru terjadi (seperti kita menulis, awalnya dari kiri lalu bergerak kekanan atau kalau anda kidal bisa arah yang sebaliknya). Kecepatan kawat, tergantung dari hasil las. Kalau bahan sudah menyatu, harus segera pindah titik pengelasannya. Terlalu cepat akan mengakibatkan pengelasan tidak rata, terlalu lambat mengakibatkan bahan jebol/ bolong.
* Kalau anda perlu berhenti saat mengelas, sebelum start lagi anda harus membersihkan kerak pada hasil las dengan mengetok2 pakai palu. Bila hal ini tidak dilakukan maka pengelasan berikutnya akan menempel pada kerak sehingga kekuatannya berkurang. 
* Sebaiknya dihindari pendinginan yang tiba2 setelah selesai pengelasan (disiram air) karena beberapa bahan akan retak.
* Bila anda mempunyai sedikit anggaran, saya sarankan untuk membeli kedok/ topeng las automatis, kedok las ini akan automatis menjadi gelap seketika saat api las mulai menyala dan menjadi terang kembali saat api las padam. Harganya sekitar 525.000 (ada di Kaskus)
* Peralatan pembantu juga diperlukan dalam pengelasan misalnya C clam, gerinda, mesin bor, tang buaya/ monyet dlsb.
Semoga membantu.

mengelas 1g

eknik Pengelasan 1G Kampuh V

Kampuh V banyak digunakan pada sistem sambungan pada pelatpelat tebal. Untuk pengelasan ini dilakukan pengelasan pada satu sisi (single side) dengan urutan pengelasan mulai dari akar (root), pengisian (Filler), dan penutup (caping).
Teknik Pengelasan 1G Kampuh V

Langkah Kerja Teknik 1G Kampuh V

  1. periksa kesiapan peralatan kerja, termasuk perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja las.
  2. siapkan 2 buah bahan /pelat baja lunak ukuran 300 x 200 x 10 mm yang kedua sisi panjangnya telah dibevel 30 derajat – 35 derajat.
  3. Bersihkan bahan dan hilangkan sisi-sisi tajamnya dengan kikir atau grinda.
  4. Buat root face selebar 1 – 3 mm dengan menggunakan grinda dan kikir, dan yakinkan bahwa kedua bevel tersebut sama besar dan rata/sejajar satu sama lainnya.
  5. Aatur arus pengelasan tiap tahapan sesuai dengan jenis dan diameter elektroda yang digunakan antara 50 – 120 Amper.
  6. Atur peletakan benda kerja sesuai dengan posisi pengelasan
  7. Buat las catat sepanjang 10 – 15 mm pada kedua ujung bahan dan yakinkan bahwa kedua kepingan tersebut rapat dan sejajar dengan jarak root gap 1 – 3 mm.
  8. Las lapisan akar dengan ayunan
  9. Bersihkan kampuh lapisan akar
  10. Las lapisan tengah dengan ayunan
  11. Bersihkan kampuh lapisan tengah
  12. Las lapisan penutup dengan ayunan
  13. Bersihkan kampuh hasil pengelasan

Cara Kerja

Kedua pelat yang telah dipersiapkan, diletakkan terbalik diatas meja las. Jangan sampai ada kotoran yang mudah menyala misalnya; cat, karat dan terak yang tertinggal melekat pada sisi pertemuan sambungan. Dengan meletakkan potongan-potongan pelat panjang di bawah masingmasing bagian yang akan dilas, lalu pasangan kedua pelat ini membentuk sudut ± 30. Jarak antaranya sebesar ± 3 mm. Dengan memberi kedudukan dalam sudut ± 30 , dimaksudkan untuk mengatasi mengkerutnya sudut setelah benda kerja di las dan menjadi dingin. Untuk mengikat dipakai dua lasan pengikat yang kuat dan setelah  itu benda kerja dibalik untuk dilas.

Pengelasan Benda Kerja

Banyaknya lapisan untuk mengelas kampuh  V ditentukan oleh tebalnya pelat. Kampuh las tersusun dari lapisan akar, lapisan tengah dan lapisan penutup.  Sudut pinggulan /kemiringannya 60 derajat. Dalam mengelas lapisan akarnya, dipakai penopang (landasan), supaya penembusan akarnya bebas. Dengan demikian anda dapat menghasilkan pengelasan lapisan akar yang baik. Setelah selesai pengelasan, pada bagian punggungnya harus tampak kampuh yang rata. Setiap peletakan alur las, sisa-sisa terak las harus dibersihkan  dengan memakai sikat kawat, sebelum alur las berikutnya diletakkan. Lapisan akar dan lapisan tengah supaya selalu rata peletakkannya, sebab dengan meningginya kampuh, akan mempermudah terjepitnya terak di dalam kampuh las.  Lapisan penutup diletakkan dengan gerak ayunan, supaya kampuh tampak lebih bagus.

Petunjuk

Persiapan Kampuh

Apabila bidang calon sambungan dari kedua pelat berkedudukan sejajar satu sama lain, maka pertemuan ini disebut pertemuan tumpul. Dengan mencairnya kedua bidang pertemuan ini dan adanya tambahan dari bahan tambah selama pengelasan, maka tersusunlah kampuh lasan.

Sambungan Tumpul

Meletakkan begitu saja kedua pelat berdampingan tanpa persiapan lebih dahulu, maka seluruh permukaan pertemuan tumpulnya tidak akan terkena las. Sambungan las tersebut hanya merupakan sambungan permukaan saja dan tidak menyeluruh.  Untuk menghasilkan sambungan tumpul yang sempurna, diperlukan adanya persiapan kampuh yang baik dan teliti. Bekas potongan pelatnya, sebelum dilas harus bersih, dan  digerinda supaya menjadi sejajar. Persiapan kampuh harus dikerjakan secara teliti / akurat, supaya dapat menghasilkan akar lasan yang memenuhi syarat. Untuk ini perlu adanya jarak antara yang sesuai dengan tebal pelat.  Sebagai contoh  persiapan untuk    kampuh  I, kampuh V, ataupun  kampuh ganda juga harus teliti dan bersih.

Pekerjaan dan Penghasilan “tukang las” / WELDER

Melongok gaji tukang las bawah laut, pekerjaan ini biasanya terkait dengan perusahaan-perusahaan yang berkaitan dengan pertambangan lepas pantai. Atau hal yang berkaitan dengan offshore.
Mereka para tukang las bawah laut melakukan pekerjaan dengan tujuan maintenance pipa minyak atau aplikasi struktural lainnya yang ada di offshore.
Seperti penemuan atau pengembangan sumber daya minyak dan gas yang terletak di bawah air laut melalui pengeboran sumur (Laman wikipedia). Yang pasti pekerjaan bukannya tanpa resiko, karena para penyelam atau dalam istilah untuk menyebutkan pekerjaan mereka disebut “welder”. dapat sewaktu-waktu menghadapi bahaya atau resiko kerja yang tinggi.
Pertama; seorang welder bisa mendapatkan electrical shock atau biasa kita sebut kesetrum.
Kedua; gas tabung yang digunakan untuk mengelas didalam laut berpotensi meledak.
ketiga, nitrogen yang digunakan untuk pengelasan bisa terhirup dan bercampur dengan darah welder.
keempat, takut dimakan hiu, paus, ataupun lainnya….waduuuhhhh
Perlu diketahui untuk mendapatkan pekerjaan seperti ini tidaklah mudah, mereka harus memiliki sebuah ijin dari badan yang berwenang. Yaitu sebuah sertifikasi yang dikeluarkan oleh AWS (Amerika WElding Society). Selain itu yang tidak kalah penting juga sertifikasi sebagai penyelam.
Resiko pekerjaan yang begitu tinggi sebagai tukang las bawah laut tentunya berbanding lurus dengan hasil atau sallary yang didapat.
Perlu untuk diketahui dalam 1jam mereka dibayar 200US$ (Kisaran Rp 2.000.000,-).
Jika dalam sehari mereka bekerja 8 jam itu artinya mendapatkan penghasilan Rp 16.000.000,- perhari. Dan jika kita kalikan 22hari kerja saja dalam satu bulan maka seorang “welder” dapat menghasilkan Rp 352.000.000,- perbulan!
saat ini pionir tempat sekolah atau pelatihan yang ane tau yaitu solo techno park (STP), dengan penjelasan artikel STP sendiri di bawah ini :
Meski tak punya dan tak dekat dengan laut, Surakarta justru menjadi Pusat Pelatihan Underwater Wet Welding untuk umum di Indonesia. Underwater wet welding adalah pengelasan yang dilakukan di bawah air, umumnya laut. Underwater wet welding training ditujukan untuk mencetak tenaga spesialis pengelasan basah yang banyak digunakan dalam maintenance dan perbaikan struktur kapal, konstruksi pipa air,
konstruksi pipa minyak dan gas, konstruksi jembatan di atas air maupun
konstruksi rig atau pengeboran lepas pantai.
Manager Welding Solo Techno Park (STP) Gampang Sarwono mengungkapkan bahwa selama ini pekerjaan di bidang ini masih banyak ditangani oleh tenaga asing. “Belum banyak SDM profesional dari tanah air untuk pengelasan bawah air. Padahal pekerjaan di bidang ini sangat banyak. Karena negara kita sebagian besar terdiri dari perairan dan laut.
Berangkat dari melihat kondisi ini, STP (Solo Technopark) didukung oleh Kementerian
Perindustrian dan Kementrian Perdagangan berinisiatif membuat Pusat Pelatihan Underwater Wet Welding untuk umum. Selama ini sebenarnya sudah ada tapi dimiliki oleh perusahaan tertentu di Jakarta dan milik TNI Angkatan Laut di Surabaya. STP-lah pionir untuk sipil,” ujarnya.
Peserta pelatihan pengelasan bawah air di STP dipatok dalam waktu 2-3 bulan sudah mahir dan bersertifikasi underwater wet welding. Materi pelatihan yang diberikan meliputi teknik las umum, teknik dan konstruksi las bawah air, salvage dan penyelaman serta pengelasan bawah air. “Peserta yang akan mengikuti pelatihan ini harus sudah punya sertifikasi selam. Tapi jika belum, STP akan memfasilitasinya
karena kita juga menjalin kerja sama dengan Persatuan Olahraga Selam Indonesia,” ujar Gampang.
Kemampuan selam sangat dibutuhkan karena sangat memengaruhi kualitas pengelasan. “Kondisinya jauh beda dengan mengelas di darat. Kalau tidak terlatih, orang akan mudah panik jika berada di dalam air,” imbuhnya.
Kurikulum pelatihan mengacu pada Manhein University Jerman. Para instruktur merupakan tenaga ahli dari ATMI dan INLASTEK. Untuk beberapa bidang khusus, STP juga mendatangkan tenaga expert dariJerman. Fasilitas pelatihan yang pengadaannya didukung penuh oleh Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi terdiri dari mesin untuk las octogen, MIG/MAC/TIG, electric (MMA) perlengkapan las bawah
air (UW), mesin uji radiografi, tensile test, impact, magnetic test, dye penetrant test dan X-ray test.
Disediakan pula kolam praktek bawah air berukuran 8×8 meter dengan kedalaman 10 meter. Hingga kini, STP telah menghasilkan 80 tenaga ahli pengelasan bawah air. Biaya pelatihan memang cukup tinggi yakni Rp 15 juta. Namun biaya ini sepadan dengan pelatihan dan hasil yang didapatkan, karena ahli pengelasan bawah air masih sangat dibutuhkan dan tergolong tenaga mahal. “Kebanyakan yang mengikuti pelatihan berasal dari berbagai perusahaan shipyard di Semarang, Jakarta dan Surabaya. Sebelum ada STP, biasanya mereka mengikuti pelatihan seperti ini di Qatar atau Thailand,” ucapnya.

Selasa, 22 November 2016


PERALATAN LAS :

Peralatan yang dibutuhkan dalam proses pengelasan antara lain :
1. Peralatan Utama
   - Mesin Las 
    - Arus Listrik : 1.) AC ( Alternating Current ) = Arus bolak - balik
                                   2.) DC ( Dirrect Current ) = Arus Searah
   - Holder / tang elektroda / penjepit elektroda
   - Men massa / Plek massa
    Kabel Las :1.) kabel elektroda
                                 2.) kabel massa
                                 3.) kabel tenaga

2. Peralatan Keselamatan Kerja
   -Topeng las = melindungi mata dari sinar las (ingat wajib di pakai)
   - Masker / blower hisap = pelindung hidung untuk menghindari asap las
   -Apron/pelindung dada
   - Sarung tangan khususon las yaa (jangan sarung tangan buat masak)
   - Sepatu savety
 3. Peralatan Bantu
   - Tang
   - Sikat baja
   - Palu kerak
   - Meja las
   - Mesin Gerinda


   Cara pengelasan
     Mungkin bagi pemula di suruh mengelas rigi-rigi lurus ya kan .
     Pertama kita harus releakskan dulu badan kita kalau gak relaks pastii badan luu gemetaran setengan mati (true story) dan Jangan takut untuk mencoba!!!!!.......
   PERTAMA:
 -Mengetahui kemiringan elektroda terhadap holder/penjepit elektroda
 - Posisi kemiringan elektroda terhadap benda kerja
  -Posisi badan harus senyaman mungkin dan relaks
  -Kemiringan elektroda ( 70 / 80 derajat ) dan arah pengelasan mengikuti arah kemiringan elektroda menggores.
-Posisi topeng las untuk keselamatan kerja (wajib di pakai)
-Saat mengelasan rigi-rigi  harus di usahakan lurus pada jalurnya dan jangan terburu untuk menyelesaikan santai aja bro......
   
Pasti di dalam pekerjaan pengelasan banyak terjadi kecelakaan kerja ya itu pasti dah tahuu... niee tabelnya

 Ya itu lah sering terjadi tapi  kecelakaan kerja saat pengelasan listri.
  Pasti umumnya mata karna pada saat kita lupa membawa topeng / saat mencoba elektroda kita lupa untuk membawanya. Jadi sinarnya sangat berbahaya lohh pertama pasti gak terasa tapi saat menjelang sore atau malam pasti sakitnya tuh minta apun (true story ) kayak ada yang debu mengganjal di mata kita
jadi aku kasih tahu 
Tips cara meredakanya  sakit mata
ya cukup simple aja saat malam kita cuma  mengompres mata  dengan es batu ya pasti kesokan harinya cukup baikan yaaa.

 Penutup
  Jika kita mengelas dengan cara perlahan - lahan dan hati - hati maka hasil pengelasan akan baik. Tetapi jika kita mengelas dengan cara cepat , Terburu - buru maka hasil kerjanya kurang baik, karena dalam teknik pengelasan dibutuhkan kehati - hatian, ketelitian, dan keuletan agar hasil kerja Dan pengelasan dapat dilakukan dengan baik. pasti pada saat mengelas untuk yang kamu yang pemula pasti merasa:
- Gugup
- Takut untuk menggerakkan busur las  karna takut untuk salah
- Takut terkena percikan api dari  pengelasan (cement)
- Sulit berkonsentrasi gara-gara cuma ada pencahayaan yang sedikit

Selasa, 15 November 2016

enjelaskan gambar dan simbol las dengan benar
Gambar dan simbol las wajib dipahami oleh seorang juru las (welder). Juru las dalam kegiatan kerjanya harus mengacu pada ketentuan yang telah diatur pada gambar atau bagan konstruksi. Jika hal ini tidak dilakukan maka dampak yang mengiringinya adalah sangat besar, misal : terjadinya kesalahan konstruksi yang mengakibatkan gagal produk dan tidak dapat digunakan. Kesalahan dalam hal proses yang mengakibatkan terjadinya cacat pada hasil pengelasan. Contoh gambar dan simbol las dapat ditunjukkan di bawah ini :

Berdasarkan gambar dan simbol las di atas, seorang welder harus mampu menterjelahkan dalam bahasa pekerjaan (teknis) apa yang dimaksud dari gambar tersebut. Dengan demikian welder akan dapat mempersiapakan segala sesuatunya untuk proses pengelasan. Arti dari gambar dan symbol di atas adalah : Pekerjaan pengelasan pipa menggunakan proses las SMAW, pipa ditempatkan pada meja las posisi miring 45 derajat, kampuh pengelasan yang harus disiapkan adalah menggunakan kampuh V, dengan ketentuan : butt-joint2Proses pengelasan dilakukan dari bawah ke atas, benda yang dilas diam (tidak boleh dipindah atau diputar) dilepas dari tempatnya, hasil pengelasan cembung dan pengujian hasil lasan dilakukan secara visual (visual test). Hasil dari pengelasan tersebut seperti berikut : hasil-6g2 2. Menjelaskan teknik pengoperasian alat utama, alat bantu dan alat keselamatan kerja sesuai dengan ketentuan
Alat-alat las SMAW dibedakan menjadi 3 kelompok,
  1. alat utama
  2. alat bantu dan
  3. alat keselamatan kerja
Alat utama las SMAW yaitu :
  • Kabel tenaga
  • Trafo las (generator)
  • Kabel massa
  • Kabel elektroda
  • Pemegang elektroda
  • Penjepit massa
Alat batu las SMAW antara lain :
  • Meja las
  • Palu terak
  • Palu konde
  • Gerinda tangan
  • Mistar baja
  • Sikat baja
  • Ragum
  • Kikir
  • Penjepit benda kerja
alat keselamatan kerja las antara lain :
  • Helm las (topeng las)
  • Kaca las hitam
  • Kaca las putih
  • Apron (pelindung dada)
  • Baju kerja
  • Sarung tangan
  • Sepatu kulit kapasitas 2ton
  • Masker
peralatan-las
Alat utama las busur manual dalam pengoperasiannya harus sesuai SOP yang berlaku.
1. Kabel tenaga
Pemilihan kabel tenaga yang digunakan untuk menginstal disesuaikan dengan  bebannya (trafo las nya) berupa ampere dan tegangan input trafo las. Hal ini menyangkut ukuran kawat, panjang kabel, dan jenis kawatnya (serabut/tidak). Selanjutnya dalam menginstall harus kuat dan tidak mudah lepas, sehingga aliran listrik dapat mengalir maksimal dan tidak panas.
2. Trafo las
Pemilihan trafo las pada saat akan membeli, harus dipertimbangkan tentang kebutuhan maksimal (beban pekerjaan yang akan dikenakan kepada trafo las tersebut. Apabila beban pekerjaannya besar maka langkah pemilihannya adalah dapat dipertimbangkan tentang tegangan input: 3PH, 2PH atau 1PH; Ampere output, dipertimbangkan dari diameter elektroda yang akan digunakan. dan yang paling penting adalah duty cycle dari trafo tersebut. dalam hal ini pilihlah trafo las yang memiliki duty cycle yang tinggi untuk ampere yang tinggi, misal duty cycle 100% untuk arus sampai dengan 200 A. langkah berikutnya gunakan tang ampere untuk mengecek kesesuaian out put arus pengelasan pada indikator dengan kenyataannya yang terlihat pada tang ampere. Jenis trafo las juga perlu dipertimbangkan apakah trafi AC atau DC. hal ini terkait dengan jenis elektroda yang akan digunakan. jika menggunakan multi electrode, pilihlah trafo DC. Cara mengoperasikan trafo las terlebih dahulu harus dilihat instalasinya. kabel tenaga ke trafo las, kabel massa, kabel elektroda dan kondisi trafo sendiri, apakah pada tempat yang kering atau basah.  setelah diketahui instalasinya baik, maka saklar utama pada kabel tenaga di on kan, selanjutnya saklar pada trafo las di on kan. pastikan kabel massa dan kabel elektroda tidak dalam kondisi saling berhubungan. atur arus pengelasan yang dibutuhkan dan selanjutnya gunakan untuk mengelas. Apabila proses pengelasan telah selesai, trafo las dimatikan kembali.
3. Kabel elektroda dan kabel massa
Kabel elektroda dan kabel massa harus menggunakan kabel serabut sehingga lentur dengan ukuran disesuaikan dengan ampere maksimum trafo las (lihat ketentuan pada tabel) kabel las. Kabel elektroda dan kabel massa harus terkoneksi )terinstall dengan kuat dengan trafo las agar aliran arus pengelasan sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam indikator ampere pada trafo las. Penggunaan kabel elektroda dan kabel massa pada saat pengelasan harus disiapkan dengan benar, yaitu dalam kondisi terurai, tidak tertekuk dan saling berlilitan. Dengan kondisi semacam ini maka aliran arus pengelasan akan maksimal. Jika sudah tidak dipakai, trafo las dimatikan dan kabel las digulung dan diletakkan dengan benar tidak saling berbelit agar mudah dalam penggunaan di waktu yang lain.
4. Pemegang elektroda dan penjepit massa
Penjepit elektroda dan penjepit massa dibuat dari bahan yang mudah menghantarkan arus listrik. bahan yang biasa digunakan adalah tembaha. Pada pemegang elektroda pada mulutnya sudah dibentuk sedemikian rupa sehingga memudahkan tukang las memasang/menjepit pada pemegang elektroda. Dalam penggunaannya elektroda harus ditempat pada sela-sela yang ada, dapat diposisikan dengan sudut 180 derajat, 90 derajat atau 45 derajat terhadap pemegang elektroda. Sedang pada penjepit massa dibuat sedemikian rupa sehingga dapat mencengkeram dengan kuat pada benda kerja. Penjepit elektroda maupun penjepit massa tidak diperkenankan terkena busur las. Pada penjepit elektroda, penggunaan elektroda disisakan 1 inch sehingga tidak sampai habis menyentuh pemegang elektroda. Sedangkan pemegang massa tidak diperkenankan untuk menjadi tempat mencopa elektroda/menyalaka elektroda agar tidak rusak. Penjepit benda kerja ditempatkan pada dekat benda kerja atau meja las dengan kuat agar aliran listrik dapat maksimal/tidak banyak arus yang terbuang.
Alat-alat bantu las
Alat-alat bantu las harus digunakan dengan benar sesuai fungsinya dan dengan teknik yang benar pula. Di samping itu cara penyimpanannya harulah ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak saling bertumpukan dan saling bergesekan satu sama lain.
images221
images212
images31
images201
1. Meja las
Meja las adalah tempat untuk menempatkan benda kerja pada posisi yang dipersyaratkan. Meja las harus diletakkan sedemikian rupa dan tidak mudah bergerak saat tersenggol atau saat welder melakukan pengelasan. Gunakan benda kerja lain saat mencoba penyalaan elektroda dan jangan dilakukan di meja las.
2. Palu terak
Palu terak adalah alat untuk membersihkan terak dari hasil pengelasan. Dalam menggunakan palu terak ini jangan sampai membuat luka pada hasil pengelasan maupun pada base metalnya. karena luka bekas pukulan adalah merupakan cacat pengelasan. Palu terak sebelum digunakan dicek ketajamannya dan kondisinya. apabila sudah tumpul, maka harus ditajamkan dengan menggerindanya. Setelah selesai menggunakannya, tempatkan palu terak pada tempatnya secara rapi.
3. Palu konde
Palu konde secara standar yang digunakan adalah berkapasitas 2 kg. penggunaan palu konde adalah untuk membantu meluruskan, meratakan permukaan benda kerja yang berkelok atau melengkung, untuk membentuk sudut pada benda kerja dengan tujuan mengurangi atau meniadakan distorsi. atau ditunakan untuk tujuan membantu persiapan pengelasan. Palu konde juga harus dikontrol kondisinya agar tidak kocak serta dalam penyimpananya harus tertata rapi dan tidak saling bertumpukan atau bergesekan dengan alat lainnya.
4. Gerinda tangan
Gerinda tangan ini berfungsi untuk menyiapkan material yang akan di las berupa penyiapan kampuh las. Gerinda ini juga digunakan untuk membantu dalam proses pengelasan khususnya dalam pembersihan lasan sebelum di sambung atau sebelum ditumpuki dengan lasan lapis berikutnya. gerinda tangan ini juga digunakan untuk membantu dalam memperbaiki cacat las yang memerlukan penggerindaan dalam persiapannya sebelum diperbaiki cacat pengelasan tadi.
Dalam penggunaannya :
Periksa kabel gerinda apakah ada yang terkelupas atau tidak, jika ada segera diisolasi agar operator tidak tersengat listrik. Pastikan saklar dalam kondisi OFF sebelum kabel dihubungkan pada sumber listrik. Pastikan batu gerinda terpasang dengan kuat dan tepat dan kemudian peganglah geridan pada tangkai gerinda dengan kuat. Hubungkan kabel gerinda pada listrik dan kemudian hidupkan dengan menekan tombol ON. Gunakan kaca mata putih saat menggerinda. Setelah selesai saklar OFF dan lepas kembali kabel dari sumber arus. Gulung kabel sedemikian rupa dan simpanlah pada tempatnya dengan aman dan tidak saling bertindih dengan alat lain.
Alat keselamatan kerja las
Alat keselamatan kerja las adalah sangat fital untuk digunakan. Penggunaan alat keselamatan kerja las ini akan memberikan jamiman keselamatan kepada juru las maupun lingkungan. Pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas dan kwalitas hasil lasan.
image8Helm Las imagessarung tangan lasimages24Apron (pelindung dada)
images6Sepatu kerja (kapasitas 2ton)images2Alat keselamatan kerja lengkap
macam-macam alat keselamatan kerja las antara lain:
1. Pakaian kerja
Dengan menggunakan pakaian kerja, juru las akan merasa nyaman dalam bekerja karena tidak berfikir tentang lingkungan yang dapat mengotori pakaiannya. di samping itu pula dengan menggunakan pakaian kerja juru las memiliki keleluasaan untuk bergerak mengahadapi pekerjaannya. pakaian kerja dapat terbuat dari bahan katoon, kulit atau levis. pakaian kerja jurulas dibuat lengan panjang dan bercelana panjang.
2. Helm las/topeng las
Helm las/topeng las digunakan untuk melindungi muka dari sinar las (sinar ultraviolet, infra red), radiasi panas las serta percikan bunga api las. apabila muka juru las tidak dilindungi maka kulit muka akan terbakar dan sel-sel kulit maupun daging akan rusak. Pada helm las tertentu didesain dilengkapi dengan masker hidung, yang fungsinya adalah melindungi diri dari asap las dan debu pengelasan. asap las dan debu ini akan mengganggu pernapasan dan dapat mengakipatkan penyakit paru-paru (pernapasan) serta ginjal.
3. Kaca las
Kaca las akan melindungi mata dari sinar las yang menyilaukan, sinar ultra violet, dan infra red. nyala-nyala ini akan mampu merusak penglihatan mata juru las, bahkan dapat mengakibatkan kebutaan. pemilihan kaca las disesuaikan dengan besar kecilnya arus pengelasan yang digunakan juru las (lihat tabel) pada buku-buku referensi pengelasan. contohnya adalah untuk pengelasan sampai 150 ampere menggunakan kaca las NO 10.
UV
4.Apron (pelindung dada)
Apron berfungsi untuk melindungi dada dari sinar ultra violet, infra red, percikan bunga api las dan panas pengelasan. pelindung dada ini terbuat dari kulit yang lentur.
5. Sarung tangan
Sarung tangan berfungsi untuk melindungi tangan dari sengatan listrik, panas lasan, dan bend-benda yang tajam.
6. Sepatu kulit kapasitas 2 ton
sepatu ini terbuat dari kulit yang pada ujungnya terjadap logam pelindung dengan kapasitas 2ton. sepatu ini akan melindungi juru las dari sengatan listrik, kejatuhan benda, benda-benda yang panas dan benda-benda yang tajam.
3. Menyebutkan jenis bahan/material untuk pengelasan dengan benar
Seorang juru las harus memahami jenis bahan/material yang akan di las. Apakah bahan tersebut mengandung besi (bahan ferro) ataukah bahan tersebut adalah bahan yang tidak mengandung besi (bahan non ferro). Di samping itu pula, seorang juru las harus memperhatikan apakah bahan tersebut bahan paduan ataukah bahan murni.
Dengan mengetahui jenis bahan dan paduannya, maka akan dapat menentukan bagaimana proses pengelasan dilakukan, baik persiapan, pelaksanaan/proses, maupun finishing.
Pada tahap persiapan, akan ditetapkan proses las yang digunakan (SMAW, GTAW, GMAW, OAW, SAW) berikut gas pelindungnya, jenis elektroda yang digunakan, adanya pre heating/post heating, jenis polaritas yang digunakan (AC/DC+/DC-), besar kecilnya arus pengelasan, jenis nyala las untuk OAW atau tindakan-tindakan lain sehingga mengasilkan pengelasan yang baik yang memiliki kekuatan mekanis, kimiawi, maupun yang lainnya relatif sama dengan bahan dasar yang dilas. Pada proses pengelasan. Hasil dari pengelasan yang baik ini akan memberikan jaminan bagi pengguna/lingkungan  akan keselamatan kerja dan umur konstruksi.
Ihtisar bahan teknik dapat dilihat pada bagan berikut.
bahan
Bahan-bahan di atas akan sangat baik jika dilakukan pengelasan dengan bahan tambah yang memiliki sifat kimia maupun mekanik yang sama dengan bahan dasarnya.
Pemilihan jenis mesin las, polaritas, besar kecilnya arus pengelasan, jenis nyala las untuk las OAW dan pengadaan pre heating dan post heating akan mempengaruhi sifat-sifat kimia maupun mekanis dari bahan tersebut. Untuk itu perlu ada referensi pengaruh hal-hal tersebut di atas terhadap hasil lasan, terutama pengaruh kalor terhadap struktur logam dan sifat-sifatnya.
4. Menyiapkan material sesuai kriteria yang disyaratkan
Meterial untuk pengelasan harus disiapkan dengan sebaik mungkin sebelum dilakukan pengelasan. Persiapan pengelasan yang baik 80% akan memberikan jaminan keberhasilan dalam pengelasan.
Hal-hal yang dapat terjadi jika penyiapan material tidak baik yaitu :
  • penetrasi tidak baik (terjadi penetrasi yang berlebihan) karena root face terlalu tipis, root gap terlalu lebar; atau (tidak terjadi penetrasi) karena root face terlalu tebal, dan root gap terlalu sempit.
  • Penyempitan jalur pengelasan (akibat las cacat yang tidak kuat)
  • misaligment (ketidakrataan benda kerja) karena penempatan material sebelum di las cacat tidak rata/sejajar.
  • distorsi (perubahan bentuk) karena pengaruh panas
  • porosity (karena benda tidak dibersihkan dari karat atau bahan lain)
Penyiapan material  harus disesuaikan dengan WPS (Welder Prosedure Spesification) atau gambar kerja yang digunakan. WPS adalah sebuah prosedur standar persiapan material yang dirancang sedemikian rupa melalui pengujian-pengujian di laboratorium dan dilas oleh juru las yang profesional. pengujian-pengujian tersebut dapat berupa Radiography test, Bend Test, uji tarik atau bahkan structure/micro.
Contoh penyiapan benda kerja adalah sebagai berikut :
4f-002hasil yang ingin dicapai
penyiapannya adalah:
material pertama (sisi samping) dibersihkan dari karat atau bahan lain.
material kedua sisi yang berhubungan digerinda rata sehingga pada saat dihubungkan dan ketika diterawang tidak terdapat celah di antaranya.
fillet-setting1
Jika di antara benda tersebut masih terdapat celah, maka akan mengakibatkan penetrasi yang tidak baik . Jika diuji etsa, pada bagian celah tersebut tidak akan terjadi fusi atau tidak terjadi perpaduan logam tambah dengan material las, tetapi pada bagian tersebut akan terisi oleh terak dan disebut cacat slack inclution (terak terperangkap). karena bagian tersebut terisi terak (bukan logam) maka pada bagian tersebut akan menjadi titik lemah dari konstruksi.
5. Menjelaskan penempatan material pada meja kerja sesuai permintaan/spesifikasi
Penempatan benda kerja disesuaikan dengan permintaan, dalam hal ini adalah menyesuaikan posisi pengelasan. Penempatannya apakah posisi
  • 1F, 2F, 3F, 4F, 5F, 6F
  • 1G, 2G, 3G, 4G plate
  • 1G, 2G, 5G, 6G, 6GR (pipa)
contoh posisi-posisi pengelasan seperti gambar berikut :
aws-fillet3
fillet joint (T-joint)
butt-plate1
butt joint
1gPosisi pengelasan 1G pipa, pada pengelasan pipa 1G ini, pipa diputar dan pengelasan tetap memposisikan elektroda di atas material.
2g1Pengelasan 2G pipa, Pipa diam, juru las mengelas mengitari pipa
5gPengelasan 5G pipa, pipa diam, juru las mengelas diawali dari bagian bawah terus melingkan berhenti di pipa bagian atas pada sisi sebelahnya. pada sisi lain dilakukan dengan cara yang sama yaitu diawali dari bawah terus melingkar dan berhenti di atas. pengelasan ini disebut dengan posisi pengelasan 5G up Hill.
hasil-6g3
Posisi pengelasan di atas adalah posisi 6G. pemasangan pipa dimiringkan 45 derajat terhadap sumbu horizontal. pengelasan dilakukan dari pipa bagian bawah terus melingkar ke arah kanan/kiri dan berhenti di atas. dilanjutkan dengan pengelasan sebaliknya diawali dari bawah dan terus melingkar berhenti di bagian atas. Cara pengelasan seperti ini disebut 6G up hill.
Angka-angka pada posisi-posisi pengelasan tersebut di atas menunjukkan tingkatan-tingkatan posisi pengelasan. Angka yang semakin tinggi berarti menujukkan kwalifikasi yang tinggi pula.
Posisi-posisi pengelasan di atas menunjukkan kwalifikasi juru las yang berhak mengelasnya. jika juru las memiliki sertifikat kwalifikasi 6G, maka juru las tersebut diperbolehkan untuk mengelas semua posisi. Tetapi jika juru las tersebut memiliki sertifikat 4G plate, maka juru las tersebut tidak boleh menglas pipa posisi apapun, tetapi bileh mengelas posisi pengelasan 1F, 2F, 3F, 4F maupun 1G, 2G, 3G dan 4G.
=======================================
Unit Kompetensi : Mengeset Mesin Las dan Elektroda
  1. Teknik perangkaian peralatan las busur metal manual dipahami dengan benar baik (AC/DC)
  2. Peralatan las busur manual dirangkai sesuai prosedur dengan kuat dan aman
  3. Penentuan polaritas (AC/DC+/DC-) ditetapkan sesuai kebutuhan tujuan pengelasan
  4. Penentuan elektroda dan arus disesuaikan dengan kegunaan pengelasan
PENJELASAN :
Teknik dalam merangkai peralatan las busur manual ini harus dipahami oleh juru las. Tujuannya adalah agar pada saat melaksanakan perangkaian tidak menimbulkan kecelakaan atau kesulitan. Hal-hal yang perlu dipahami adalah :
  • Alat keselamatan kerja yang dibutuhkan untuk merangkai peralatan las dan cara penggunaannya
  • Bagian-bagian yang harus dikontrol sebelum perangkaian dilakukan
  • Posisi tubuh (sikap kerja) pada saat merangkai
  • Hal-hal yang harus dikontrol setelah proses merangkai selesai dilaksanakan
Kegiatan ini harus dapat diketahui dan dilakukan oleh juru las, agar proses produksi dapat berjalan dengan lancar. Jika kegiatan ini tidak dapat dilakukan oleh seorang juru las, maka disaat proses produksi harus berlangsung juru las harus menunggu teknisi untuk merangkaikan peralatan lasnya. Keadaan seperti ini dapat menurunkan produktivitas perusahaan.
Pemahaman tentang polaritas pengelasan wajib diketahui oleh juru las. Polaritas akan menentukan hasil pengelasan yang dilakukannya, misalkan penembusan dangkal, sedang atau dalam. Berdasarkan pengetahuan tersebut, juru las akan dapat menentukan polaritas apa yang dipakai untuk melakukan pengelasan pada logam ketabalan, jenis bahan dan posisi pengelasan tertentu.
berikut data tentang polaritas dan pengaruhnya terhadap pengelasan.
untitled2
Ketentuan di atas akan memberikan petunjuk bagi juru las untuk mempersiapkan peralatan las untuk pengelasan dengan tujuan tertentu.
Mengeset peralatan las busur manual harus dilaksanakan dengan benar, kuat dan aman. keadaan semacam ini akan memberikan jaminan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja. keselamatan yang dimaksud di sini adalah selamat bendanya (tidak rusak) selamat orangnya dan selamat lingkungannya. Kabel-kabel dihubungkan dengan teknik yang benar dan kuat sesuai dengan SOP.
pemilihan jenis elektroda dan arus pengelasan disesuaikan dengan kebutuhan pengelasan. jenis elektroda dapat dilihat dari kode aws nya. misalnya AWS E 6010. di mana AWS kepanjangan dari American Welding Society. E= Electrode 60 = kekuatan tarik minimum 60000 psi, 1 = kode yang menunjukkan elektroda tersebut dapat digunakan untuk semua posisi pengelasan dan 0 = adalah jenis salutan elektroda (cellulose) dan arus yang digunakan (DC+). untuk kode-kode jenis elektroda yang lain akan mempunyai spesifikasi penggunaan yang berbeda-benda.
jenis elektroda ini secara berturut-turut adalah AWS E XX10, AWS E XX10, AWS E XX11, AWS E XX12, AWS E XX13, AWS E XX14, AWS E XX15, AWS E XX16, AWS E XX17, AWS E XX18.
di samping berdasarkan jenisnya, pemilihan elektroda juga didasarkan pada ukuran diameter kawat elektroda. diameter kawat elektroda ini akan menentukan besar kecilnya arus pengelasan. besar kecilnya elektroda ini dipilih berdasarkan tebal atau tipisnya benda yang akan dilas atau tebal dan tipisnya hasil pengelasan yang diharapkan.
===========================